Gereja yang Sehat dan Tugas Pemberdayaan Jemaat

Nenny Natalina Simamora

Abstract


A healthy church is a church that shows the integrity of growth in quantity (number and distribution) and quality (spirituality that reflect the example of Christ). In a world that is sick with various problems, especially related to the Covid-19 pandemic, the church cannot remain silent or be passive. Although not all problems can be answered by the church, at least the church can be part of the solution to several problems faced by the congregation and the surrounding community. It takes a healthy church attendance and the task of empowering the congregation as a solution to today's world problems. This paper uses a descriptive qualitative method with a library research approach to answer issues related to a healthy church and the task of empowering the congregation. From a study of various literature sources, it was found that there are at least 4 aspects that describe the characteristics of a healthy church: increasing the number of congregations, mission of evangelism/new church planting, spiritual growth, and church involvement in serving. It must be viewed as part of a spiritual formation that shows Christlikeness and a desire to bring the soul to Christ. This can be seen in the task of empowering the congregation which includes all the ministry movements of the church members in the midst of the congregation and the community which is mutually building. Church empowerment includes enabling, empowering, and charity elements. The empowerment of the congregation is comprehensive and includes three tasks of the church: koinonia (fellowship), marturia (witnessing of faith), and diakonia (charity for teh growing of the body of Christ). The conclusion is that a healthy church is a church that grows in quantity and quality and performs movement to empower the congregational as a lifestyle for the glory of Christ.

Abstrak
Gereja yang sehat adalah gereja yang menunjukkan keutuhan pertumbuhan secara kuantitas (jumlah dan penyebarannya) dan kualitas (spiritualitas yang mencerminkan teladan Kristus). Dalam kondisi dunia yang sedang sakit dengan berbagai masalahnya, khususnya terkait pandemi Covid-19, gereja tidak bisa tinggal diam atau bersikap pasif. Meskipun tidak semua persoalan dapat dijawab oleh gereja, minimal gereja dapat menjadi bagian dari solusi beberapa persoalan yang dihadapi jemaat dan masyarakat di sekitarnya. Dibutuhkan kehadiran gereja yang sehat dan tugas pemberdayaan jemaat sebagai salah satu solusi dalam masalah dunia saat ini. Tulisan ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi pustaka (library research) untuk menjawab hal-hal sehubungan dengan gereja yang sehat dan tugas pemberdayaan jemaat. Dari kajian berbagai sumber pustaka, ditemukan minimal ada 4 aspek yang menggambarkan ciri-ciri gereja yang sehat: pertambahan jumlah jemaat, misi pengabaran Injil/perintisan gereja baru, pertumbuhan spiritual, dan keterlibatan jemaat dalam melayani. Hal ini harus dipandang sebagai bagian dari formasi spiritual yang menunjukkan keserupaan dengan Kristus dan kerinduan membawa jiwa kepada Kristus. Hal ini tampak dalam tugas pemberdayaan jemaat yang mencakup seluruh gerak pelayanan warga gereja di tengah-tengah jemaat dan masyarakat yang bersifat saling membangun. Pemberdayaan jemaat mencakup unsur enabling, empowering, dan charity. Pemberdayaan jemaat tersebut bersifat menyeluruh dan termasuk dalam tiga tugas gereja, yaitu: koinonia, marturia, dan diakonia. Kesimpulannya adalah gereja yang sehat adalah gereja yang bertumbuh secara kuantitas dan kualitas serta melakukan gerak pemberdayaan jemaat sebagai gaya hidup bagi kemulian Kristus.

Full Text:

PDF

References


Barna, George. 2009. Tanpa Visi Gereja Hancur! Malang: Gandum Mas.

Bruce, F. F. 1988. The Book of The Acts. Michigan: Wm. B. Eermans Publishing Co.

CNN Indonesia. 2020. “Peristiwa Penting Satu Tahun Pandemi Covid-19.” Retrieved (https://www.cnnindonesia.com/nasional/20210302135537-20-612692/peristiwa-penting-satu-tahun-pandemi-covid-19).

Denver, Mark. 2010. 9 Tanda Gereja Yang Sehat. Surabaya: Momentum.

Derek, and Nancy Copley. 1992. Membangun Dengan Pisang: Masalah Antar Manusia Dalam Gereja. Malang: STT SAAT.

Garrison, Alton. 2016. Gereja Menurut Kisah Para Rasul 2 Dan Petunjuk Implementasinya: Kunci-Kunci Untuk Membangun Gereja Yang Sehat. Malang: Gandum Mas.

Howard, Evan B. 2018. A Guide to Christian Spiritual Formation: How Scripture, Spirit, Community, and Mission Shape Our Souls. Michigan: Baker Academic.

Irawan, Handi, and Bambang Budijanto. 2020. Kunci Pertumbuhan Gereja Di Indonesia. Jakarta: Yayasan BRC.

Isaak, Servulus. 2002. “Pembaruan Agama – Pemberdayaan Masyarakat.” Jurnal Ledalero: Wacana Iman Dan Kebudayaan 1(1).

Jenson, Ron, and Jim Stevens. 2004. Dinamika Pertumbuhan Gereja. Malang: Gandum Mas.

Lamb, Richad. 2011. Menjadi Murid Yesus Di Kehidupan Nyata. Jakarta: Literatur Perkantas.

Mardikanto, Totok, and Poerwoko Soebiato. 2012. Pemberdayaan Masyarakat Dalam Perspektif Kebijakan Publik. Bandung: Alfabeta.

Moffitt, Bob, and KarlaTesch. 2016. Transformasi Gereja Lokal Dan Masyarakat. Jakarta: YKBK/OMF.

Morley, Patrick. 2009. A Guide to Spiritual Disciplines: 12 Kebiasaan Agar Tumbuh Dalam Kristus. Malang: Gandum Mas.

Piper, John. 2012. Apa Yang Yesus Tuntut Dari Dunia. Malang: Literature SAAT.

Silalahi, Junior Natan. 2021.“Gereja Dan Enterpreneurship.”

Stott, John R. W. 1994. John R.W. Stott, The Message of Acts. Leicester: Inter-Varsity Press.

Stott, John R. W. 2008. The Living Church. Jakarta: BPK Gunung Mulia.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.