Perceraian Ditinjau dari Perspektif Kitab Injil Matius 19:3-9

Nianda Nianda

Abstract


Divorce is a problem in a marriage. In general divorce often occurs in married couples who are classified as very young. There are several factors that make a divorce possible, including incompatibility in background, thounghts, actions and different opinions between husband and wife. In addition, divorce is also common in married couples who are originally married and are not accompanied by all the requirements in the form of a marriage catechism and also applicable laws, both general and special, non-Christian and Christian. Therefore the author tries to explain the meaning and purpose of this divorce through library and descriptive methods, where the writer will research and give an overview in a theological review by digging out the roots (etymology) based on the perspective of the Gospel of Matthew 19:3-9 and comparing them with several other views. Sourced from literature or books related to divorce issues. So that the expected result is that married couples in Christian households understand what the meaning of divorce is meant by the Lord Jesus in the Gospel of Matthew 19:3-9. Then is it permissible for a married couple in a Christian household to divorce? It turns out that after examining these several methods, the result is that Christian married couples are not allowed to divorce. Because the Lord Jesus said: Therefore, what God has joined together, man cannot divorce (Matthew 19:6).

Abstrak
Perceraian merupakan suatu masalah dalam sebuah pernikahan. Pada umumnya perceraian sering terjadi pada pasangan suami- isteri yang tergolong masih sangat muda. Ada beberapa faktor yang membuat perceraian bisa terjadi, diantaranya adalah ketidakcocokan dalam latarbelakang, pikiran, tindakan dan pendapat yang berbeda antara suami-isteri. Selain itu perceraian juga biasa terjadi pada pasangan suami-isteri yang asal menikah dan tidak disertai dengan segala persyaratan dalam bentuk katekismus pernikahan dan juga perundang-undangan yang berlaku baik umum maupun khusus, non Kristen dan Kristen. Oleh sebab itu, penulis berusaha memaparkan pengertian dan maksud perceraian ini melalui metode kepustakaan dan metode deskriptif, dimana penulis akan meneliti dan memberi gambaran dalam suatu tinjauan teologis dengan menggali akar katanya (etimologinya) berdasarkan perspektif Injil Matius 19:3-9 dan memperbandingkannya dengan beberapa pandangan lain yang bersumber dari literatur atau buku-buku yang terkait dengan masalah perceraian. Sehingga hasil yang diharapkan adalah pasangan suami-isteri dalam rumah tangga Kristen memahami apa arti perceraian yang dimaksud oleh Tuhan Yesus dalam Injil Matius 19:3-9. Temuan yang diperoleh bahwa pasangan suami-isteri Kristen tidak diperbolehkan bercerai. Karena Tuhan Yesus berkata: Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia (Mat.19:6).

Full Text:

PDF

References


A.M, Sardiman. 2007. Intraksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Anon. n.d. “No T.” Retrieved (www.gotquestions ministeries.org. 11/3/2021).

Charles, Swindol R. 1988. Perceraian. Jakarta: BPK Gunung Mulia.

Echols, John M., and Hassan Shadily. 1990. Kamus Inggris Indonesia. Jakarta: PT Gramedia.

H, et al, Kathleen. 2011. Komunikasi Keluarga. Bandung: Indonesia Publishing House.

Harisantoso, Imanuel Teguh. 2019. “Perceraian Warga Gkjw Di Kabupaten Jember.” Visio Dei: Jurnal Teologi Kristen 1(1):59–78.

Lodewyck, Jefry. 2019. “Sikap Etis Kristen Terhadap Perceraian Menurut Markus 10: 9.” Missio Ecclesiae 8(2):155–71.

Norman, Geisler L. 2001. Etika Kristen. Malang: Seminari Alkitab Asia Tenggara.

Sumanto, Hasan. 1990. Metodologi Penelitian Sosial Dan Pendidikan. Yogyakarta: Andi Offset.

Sutanto, Hasan. 2010. Interlinear Yunani-Indonesia Dan Konkordansi PB. Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia.

Witoro, Johanes. 2021. “PERCERAIAN DALAM KELUARGA KRISTEN DAN PERKAWINAN LAGI DITINJAU DARI MATIUS 19 DAN PENCEGAHANNYA.” Jurnal Teologi Biblika 6(1):3–14.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.