Strategi bagi Anak Sekolah Minggu Kelas Madya yang Tidak Mau Berdoa
(1) Sekolah Tinggi Teologi Sriwijaya Palembang
(*) Corresponding Author
Abstract
Abstrak
Anak Sekolah Minggu kelas madya adalah anak usia 9-11 tahun, artinya anak sudah mampu membaca dan memahami isi paragraf dan sudah mampu berkomunikasi dan berbicara di hadapan banyak orang. Dengan demikian, berdoa merupakan hal yang mudah dilakukan, tetapi pada faktanya tidak semua anak Sekolah Minggu madya mau berdoa. Anak Sekolah Minggu kelas madya adalah warga gereja yang memerlukan pembimbingan dalam mencapai kedewasaan iman. Salah satu wujud dari kedewasaan iman adalah kualitas doanya. Berdoa adalah berkomunikasi dengan Tuhan yang adalah Juru Selamat dan Kepala Gereja. Gereja yang sehat adalah gereja yang seluruh anggotanya memiliki komunikasi yang baik dengan kepala gerejanya, artinya penting bagi sebuah gereja memiliki anak-anak Sekolah Minggu kelas madya yang mau berdoa. Guru Sekolah Minggu perlu sebuah strategi untuk membimbing anak Sekolah Minggu kelas madya yang tidak mau berdoa, maka pada penulisan ini peneliti memberikan satu strategi bagi guru Sekolah Minggu membimbing anak Sekolah Minggu kelas madya yang tidak mau berdoa menjadi mau berdoa. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan strategi yang diterapkan untuk menolong anak sekolah minggi kelas madya untuk mau berdoa. Dan untuk mencapai tujuan tersebut metode yang digunakan adalah kualitatif – deskriptif.
Full Text:
PDFReferences
Affandi, Rahmat. 2011. Huruf-Huruf Cinta Mendidik Anak Dengan Penuh Cinta Dari A Sampai Z. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Budiyana, Hardi. 2011. Dasar-Dasar Pendidikan Agama Kristen. edited by B. H. Seminary. Solo.
Chaer, Moh.Toriqul, Yudi Septiawan, and Samsul Hadi. 2016. Membangun Pendidikan Indonesia Berkelas Dunia. Jawa Barat: Goresan Pena.
GP, Harianto. 2012. Pengantar Misiologi-Misiologi Sebagai Jalan Menuju Pertumbuhan. Yogyakarta: ANDI.
Kadarmanto, Ruth. 2009. Tuntunlah Ke Jalan Yang Benar. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
Keller, Timothy. 2014. Prayer (Doa). Surabaya: Literatur Perkantas Jawa Timur.
Lie, Paulus. 2009. Mengajar Sekolah Minggu Yang Kreatif. Yogyakarta: ANDI.
Moleong, J., Lexy. 2010. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Musman, Asti, and Nurti L. 2016. Sukses Berbicara Dengan Siapa Saja,Kapan Saja Dan Dimana Saja. Yogyakarta: Psikologi Corner.
PEPAK. 2021. “Inti Kurikulum Untuk Anak Pada Berbagai Tingkat Usia.”
Putra, Paksi Eknto. 2017. Prayer (Doa): Mengalami Kekaguman Dan Keintiman Bersama Allah. Surabaya: Literatur Perkantas Jawa Timur.
Riyadi, Iswan. 2019. Model Pembelajaran Berbasis Metakognisi Untuk Peningkatan Kompetensi Siwa Pada Mata Pelajaran. Yogyakarta: Cv. Budi Utama.
Rosada, Admila. 2018. Menjadi Guru Kreatif Praktik-Praktik Pembelajaran Di Sekolah Inklusif. Yogyakarta: Kanisius.
Rupp, Anne Neufeld. 2009. Tumbuh-Kembang Bersama Anak Menuntun Anak Menuju Pertumbuhan Emosi, Moral & Iman. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
Simanjuntak, Bungaran Antonius, and Soedjito Sosrodiharjo. 2014. Metode Penelitian Sosial. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Simatupang, Halim. 2019. Strategi Belajar Mengajar Abad Ke-21. Surabaya: Cv. Cipta Media Edukasi.
Siswanto, Igrea. 2012. Anak Anda Pasti Berubah. Yogyakarta: ANDI.
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D). Bandung: ALFABETA, CV.
Sutikno, M.Sobry. 2021. Strategi Pembelajaran. Jawa Barat: CV. Adanu Abimata.
Wibowo, Hari. 2012. Teori-Teori Belajar Dan Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Puri Cipta Media.
Refbacks
- There are currently no refbacks.