Menggereja Murah Hati : Sebuah Model Pastoral Ekklesiologis Berbasis Pemulihan Trauma

Jhon Piter Batubara, Marthin Nadeak, Marthin Pangambatan Munthe, Sofian Mangaraja Belang Pane

Abstract


This article wants to show the legalistic approach taken by the church in responding to behavior that is considered wrong by the congregation. From the author's perspective, such an approach is not relevant in the current situation as an effort to guide the congregation to goodness. In fact, it is very likely that a trend like this will cause trauma for the congregation. This study uses the qualitative-descriptive method, namely with Trauma Informed Pastoral Care (TIPC) approach to understand the concept of "generous churching". The author offers Penelitian ini menggunakan metode kualitatif-deskriptif, yaitu dengan pendekatan Trauma Informed Pastoral Care (TIPC) untuk memahami konsep "menggereja murah hati". Authors offers an idea for a generous church, namely the church's ability to listen not only with the ears but also with the heart. The concept of "generous churchmanship" can include the practice of sharing resources, both material and non-material, to serve local communities and the world at large. This reflects an awareness of the importance of solidarity and love in religion and church communities, with the aim of creating positive change in people's lives and promoting the values of kindness, service, and love for others. Of course, this is something that needs to be done by the church at this time as an effort to build awareness of the trauma that may be behind behavior that is considered wrong by the congregation, so it is hoped that through this approach the church will be able to theologize together in a new way as a healing factor.


Abstrak

Artikel ini ingin memperlihatkan bagaimana pendekatan legalistik yang dilakukan gereja dalam menyikapi perilaku yang dianggap salah yang dilakukan oleh jemaat. Dalam kacamata penulis pendekatan semacam itu tidaklah relevan pada situasi masa kini sebagai upaya untuk menuntun jemaat pada kebaikan. Bahkan kemungkinan besar kecenderungan seperti ini akan menimbulkan trauma bagi jemaat. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif-deskriptif, yaitu dengan pendekatan Trauma Informed Pastoral Care (TIPC) untuk memahami konsep "menggereja murah hati". Penulis menawarkan satu gagasan menggereja murah hati, yakni kemampuan gereja untuk mendengar bukan saja dengan telinga namun juga dengan hati. Konsep "menggereja yang murah hati" dapat mencakup praktik berbagi sumber daya, baik materi maupun non-materi, untuk melayani masyarakat lokal dan dunia pada umumnya. Hal ini mencerminkan kesadaran akan pentingnya solidaritas dan kasih dalam agama dan komunitas gereja, dengan tujuan menciptakan perubahan positif dalam kehidupan orang-orang dan mempromosikan nilai-nilai kebaikan, pelayanan, dan cinta terhadap sesama. Tentu saja hal ini menjadi sesuatu yang perlu dilakukan oleh gereja saat ini sebagai upaya membangun kesadaran akan trauma yang mungkin melatarbelakangi terjadinya perilaku yang dianggap salah yang dilakukan oleh jemaat, sehingga diharapkan melalui pendekatan ini gereja mampu berteologi bersama dengan cara baru sebagai faktor pemulih.


Keywords


Compassionate; listening; church; pastoral; trauma; murah hati; mendengar; gereja; pastoral; trauma.

Full Text:

PDF

References


Abineno, J. L. Ch. Garis-Garis Besar Hukum Gereja. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2011.

Aquinas, Thomas. Summa Teology Volume III Part 2. New York: Cosimo Clasik, 2007.

Cavin, Ishack Jachus. “Lingkaran-Lingkaran Sahabat Kristus”, Dalam Eklesiologi Langkah Demi Langkah: Sudut-Sudut Hening Sejarah Gereja. Yogyakarta: Kanisius, 2020

Durall, Michael, Creating Congregations Of Generous People, (Herndon: Alban Institute, 1999

Fletcher, Verne H. Lihatlah Sang Manusia. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2007.

Ginting, E.P. Apakah Hukum Gereja? Bandung: Jurnal Info Media, 2009.

Goriau.com. “Setengah Juta Jemaat Tinggalkan Gereja Di Jerman 2022 Ini Penyebabnya,” n.d. https://www.goriau.com/berita/baca/setengah-juta-jemaat-tinggalkan-gereja-di-jerman-2022-ini-penyebabnya.html .

Indonesia, CNN. “Gereja Eropa Ditinggal Jemaat: Jadi Bar Hingga Mau Dibeli Muhammadiyah, CNN Indonesia,” 2023. https://www.cnnindonesia.com/internasional/20230706130812-134-970176/gereja-eropa-ditinggal-jemaat-jadi-bar-hingga-mau-dibeli-muhammadiyah.

Irawan, Handi, Kresnayana Yahya, Gideon Tambunan Imanto, Hans Arthanto Geni, and The Kate Shell Nutt, Christianity Today, 1 dari 10 Pemuda Protestan Meninggalkan Gereja Karena Pelecehan, 2019, https://www-christianitytoday com.translate.goog/news/2019/may/lifeway-protestant-abuse-survey-young-christians-leave chur.html diakses 23 Oktober 2023

Hadiwijono, Harun. Iman Kristen. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1997.

Lee, Watcman Nie & Witness. Firman Kudus Untuk Kebangun Pagi. Jakarta: Yasperin Gospel, 2023.

Machinga, Mazvita., Patoral Care in the Trauma ogf gender Violence, (Swietzerland: Palgrave Mazmilan, 2019)

N. Drijarhara. S. J. Filsafat Manusia. Yogyakarta: Kanisius, 1969.

Percy, Martyn., The Humble Church, (Norwich: Ancient & Modren, 2021)

Poling, James N. “The Congregation as a Healing a Community”, in the Mutuality Matters: Family, Fait and Just Love. America: A Sheed & Woord Book, 2004.

Polyando, Petrus. “Menelusuri Duduknya Ilmu Pemerintahan.” Jurnal Politikologi 3 (2016).

Purwanto, Lazarus H. Disiplin Gerejawi Menurut Yohanes Calvin Dan Jejaknya Pada Beberapa Tata Gereja Calvinis Di Indonesia, Dalam Gereja Eksistensial: Paradigma Berteologi Secara Kontekstual Di Bumi Indonesia,. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2022.

Sartre, Jean Paul. Eksistensialisme Dan Humanism. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset, 2002.

Song, Choan Seng. Allah Yang Turut Menderita. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2007.

Suratman, Efesus. Love Above Religion. Yogyakarta: Phoenix Publisher, 2023.

Tambahani, Billy., 30 Renungan dari Injil Matius (Tuhan Beserta Dengan Kita), (Bandung: Diakonia Internasional, 2009)

Tulihu, Andriana JM. “‘Nabi Natan.’” Jurnal Menggereja Di Pusaran Zaman: Pemikiran-Pemikiran Teologis Gerejawi Dan Pergumulannya Pada Masa Kini, no. Universitas Kristen Arta Wacana (2022).

Weingarten, Kaethe. Common Shock: Witnessing Violence Every Day. New York: New American Library, 2004.

Yewangoe, A.A. Theologia Crusis Di Asia. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1989.

Zorgdrager, Hele En. The Calling Oh the Church in Times of Polaraziont. Netherland: Koninklizke, 2023.




DOI: https://doi.org/10.46305/im.v4i2.217

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2023 Immanuel: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

Immanuel indexed by:

               

Immanuel: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen
Published: Sekolah Tinggi Teologi Sumatera Utara
Website Institusi: stt-su.ac.id
Address: Jl. Sembada No. 32, Titi Rantai, Kec. Medan Baru, Kota Medan, Sumatera Utara 20131
ISSN: 2721-432X (online), 2721-6020 (print).