Formalisme Agama: Tinjauan Teologi Religionum tentang Formalisme Agama dan Relevansinya dalam Kerukunan Umat Beragama

Denni Khas Juliana Br Nainggolan, Pitri Sartika Sihotang

Abstract


This study aims to examine religious problems which are only a formality and to find out about a symptom, event, event that is happening at the present time which is directly related to religious formalism. The research method used is library research, namely by collecting relevant literature in order to obtain the necessary data. The research finding is that if religion is to really function, it must be determined to break through its rigidity of dogmatism and ritualism, and start paying very serious attention to ethical challenges. Any religion that is aware of ethical challenges will recognize that these ethical challenges are common challenges. Religion is not just a formality because if it is only so then it is dangerous, both for the religion itself and its adherents. With formalization, religion will be amputated in such a way, separated from social and cultural contexts, weaned from its growth throughout history, and its messages will be determined based on the ideological frame and/or platform of political parties.

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji permasalahan agama yang hanya menjadi formalitas saja serta untuk mengetahui tentang suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi pada saat sekarang yang berhubungan langsung dengan formalisme agama. Metode penelitian yang dipakai adalah penelitian pustaka, yaitu dengan cara mengumpulkan literatur-literatur yang relevan guna memperoleh data yang diperlukan. Temuan penelitian adalah bahwa bila agama benar-benar mau berfungsi, harus bersiteguh hati menerobos kebekuan dogmatisme dan ritualismenya, dan mulai menaruh perhatian yang amat serius terhadap tantangan-tantangan etis. Setiap agama yang menyadari tantangan etis akan menyadari bahwa tantangan-tantangan etis ini adalah tantangan-tantangan bersama. Agama bukan hanya sekedar formalitas saja karena jika hanya demikian maka hal itu membahayakan, baik bagi agama itu sendiri maupun penganutnya. Dengan formalisasi, agama akan diamputasi sedemikian rupa, dilepaskan dari konteks sosial dan kultural, disapih dari pertumbuhannya sepanjang sejarah, dan pesan-pesannya akan ditentukan berdasarkan bingkai ideologis dan/atau platform partai politik.

Full Text:

PDF

References


Gunarsa, Abu Khalid Resa. n.d. “Pluralisme Agama; Trend Pemikiran Semua Agama Adalah Sama (?).” Retrieved (https://muslim.or.id/9474-pluralisme-agama-trend-pemikiran-semua-agama-adalah-sama.html).

Heuken, A. 1991. Ensiklopedi Gereja. Jakarta: Cipta Loka Caraka.

Jalaluddin. 2002. Psikologi Agama. Jakarta: Grafindo.

Kahjmad, Dadang. 2000. Sosiologi Agama. Bandung: Remaja Persada Karya.

Kristiantoro, Sony. 2020. “Fungsi Agama Bagi Komunitas Pendidik Non Pendidikan Agama.” Veritas Lux Mea (Jurnal Teologi Dan Pendidikan Kristen) 2(1):20–31.

Manullang, Ryan. 2018. “Formalisme Agama.” Retrieved (https://www.kaskus.co.id/thread/5a832d26ddd770d5108b4572/formalisme-agama/diakses14-02-2018 01:23).

Mufid, Ahmad Syafi’i. 2001. Dialog Agama Dan Kebangsaan. Jakarta: Zikrul Hakim.

Notingham, Elizabeth K. 1975. Agama Dan Masyarakat: Suatu Pengantar Sosiologi Agama. Jakarta: PT. Rajawali.

Poerwadarminta, W. J. S. 1976. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Putera, Eka Darma. 2003. “Kebangkitan Agama Dan Keruntuhan Etika.” in Meretas Jalan Teologi Agama-Agama. Jakarta: Tim Balitbang PGI.

Saragih, Jhon Renis. 2006. “Masa Depan Agama-Agama Dalam Dialog.” Jurnal Teologi Tabernakel STT Abdi Sabda Medan XV:36.

Sitompul, Einar M. 2005. Agama-Agama Dalam Konflik. Jakarta: Bidang Marturia PGI.

Wahid, Abdurrahman. 2009. Ilusi Negara Islam: Ekspansi Gerakan Islam Transnasional Di Indonesia. Jakarta: The Wahid Institute.

Wellem, F. D. 2006. Kamus Sejarah Gereja. Jakarta: BPK Gunung Mulia.

Yewangoe, A. A. 2002. Agama Dan Kerukunan. Jakarta: BPK Gunung Mulia.

Yunus, Firdaus M. 2014. “Konflik Agama Di Indonesia Problem Dan Solusi Pemecahannya.” Substantia: Jurnal Ilmu-Ilmu Ushuluddin 16(2):217–28.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.