Kearifan Lokal Masyarakat Tapanuli Utara sebagai Wahana dalam Membangun Toleransi Umat Beragama

Oloria Malau, Ratna Saragih, Rencan Carisma Marbun, Robinson Simanungkalit, Melinda Siahaan

Abstract


The Batak ethnic community consisting of the Batak Toba, Karo, Simalungun, Pakpak and Mandailing communities are North Tapanuli people who adhere to Christianity, Catholicism and Islam. The North Tapanuli people inhabit the Tarutung sub-district, Sipoholon sub-district, Siborong-borong district, Pahae Julu district. , Pahae Jae District, Sipahutar District, Pangaribuan District and Garoga District. . With a pluralistic community background consisting of various religions, the people of North Tapanuli can maintain tolerance between religious believers. It is proven that until now there has not been any conflict between religious groups. The purpose of this research is to examine how the North Tapanuli community builds tolerance between religious believers. In addition, what potential does North Tapanuli have that are used in building tolerance. This research uses qualitative research with a phenomenological approach by conducting observations and interviews and literature study is used in this study. The results of this study indicate that Dalihan Na Tolu as the Kinship System of the Batak community is the local wisdom of the North Tapanuli community. This kinship concerns kinship ties with blood ties (one offspring) and marital ties. Local keariophan has the potential to build tolerance between people. This study concludes that the people of North Tapanuli can build tolerance between religious believers because their local wisdom lives and develops in that community and is hereditary.

Abstrak

Masyarakat Batak di Tapanuli Utara meliputi Batak Toba, Karo, Simalungun, Pakpak dan Mandailing yang menganut agama Kristen, Katolik dan Islam. MasyarakatTapanuli Utara mendiami wilayah kecamatan Tarutung, Kecamatan Sipoholon, Kecamatan Siborong-borong, Kecamatan Pahae Julu, Kecamatan Pahae Jae, KecamatanSipahutar, Kecamatan Pangaribuan dan Kecamatan Garoga. Dengan latar belakang masyarakat majemuk agama, masyarakat Tapanuli Utara dapat memelihara toleransi antarumat beragama.Terbukti sampai saat ini belum ditemui konflik antaruamat beragama. Tujuan penelitian  untuk mengkaji bagaimana masyarakat Tapanuli Utara membangun toleransi antarumat beragama. Selain itu, potensi apa yang dimiliki Tapanuli Utara yang digunakan dalam membangun toleransi. Penelitian ini mengunakan penelitian kualititatif dengan pendekatan fenomenologi dengan melakukan observasi dan wawancara serta studi pustaka. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Dalihan na Tolu sebagai sistem kekerabatan masyarakat Batak merupakan kearifan lokal masyarakat Tapanuli Utara. Kekerabatan ini menyangkut hubungan kekeluargaan beradasrakan ikatan darah (satu keturunan) dan ikatan perkawinan. Kearifan lokal memiliki potensi dalam membangun toleransi antarumat. Penelitian ini menyimpulkan bahwa masyarakat Tapanuli Utara dapat membangun toleransi antarumat beragama dikarenakan kearifan lokal yang dimiliki mereka hidup dan berkembang di masyarakat tesebut dan secara turun-menurun.

 


Keywords


local wisdom; tolerance between religious communities; north tapanuli; dalihan na tolu

Full Text:

PDF

References


Armawi Armaidy, “Kearifan Lokal Batak Toba,” Jurnal Filsafat UGM 18 (2008).

Bakar, Abu. “Konsep Toleransi Dan Kebebasan Beragama.” Toleransi 7, no. 2 (2015): 123–131.

Casram, Membangun Sikap Toleransi Beragama Dalam Masyarakat Plural.” Wawasan: Jurnal Ilmiah Agama dan Sosial Budaya 1, no. 2 (2016): 187–198.

Digdoyo Eko. “Kajian Isu Toleransi Beragama, Budaya Dan Tanggung Jawab Sosial Media.” Journal Pancasila dan Kewarganegaraan 3, no. 1 (2018): 42–60.

Fitriani. “Membangun Bina Damai Melalui Sistem Kekeranatan (Dalihan Na Tolu Dan Rakut Sitelu).” Studia Sosia Religia 1 (2018): 17–35.

Harahap.Ali Murti,Peranan Dalihan Natolu DalamMewujudkan Kerukunan Umat Beragama Di Balige.2004

K, Askandar. The Role of Cultures and Religion in Promoting Peace.” (2006): 25–27.

Koentjaraningrat. Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta : Gramedia, 1979.

Rohimin, dkk. Harmonisasi Agama Dan Budaya Di Indonesia. 1st ed. Jakarta : Balai Peneliti dan pengembangan agama, 2009.

Sihombing,Adison Andran Mengenal Budaya Batak Toba Melalui Falsafah ‘ Dalihan Na Tolu ’ ( Perspektif Kohesi Dan Kerukunan ) * Introductory of Batak Toba Culture with Philosophy Of” (2018): 347–371.

Sihombing. TM. Filsafat Batak, Tentang Kebiasaan-Kebiasaan Adat Istiadat. Jakarta : Balai Pustaka, 1986.

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Reinika Cipta, 2012.

Titaley, John A. Nilai-Nilai Religolitas. Salatiga : UKSW, 2013.

Wajidi, “Hubungan Islam Dan Budaya Dalam Tradisi Ba-Ayun Maulid Di Masjid Banua Halat Kabupaten Tapin, Kalimantan,” Peneliti Sejarah dan Budaya (2014): 350–354.

https://media.neliti.com/media/publications/271785-memperkuat-kearifan-lokal-u, diakses tanggal 3 November 2020, Pukul 15.52.

https://www.academia.edu/37858805/PENGEMBANGAN_INTEGRASI_SOSIAL_MELALUI_KEARIFAN_LOKAL, diakses 3 November 2020, Pukul 15.20




DOI: https://doi.org/10.46305/im.v2i1.20

DOI (PDF): https://doi.org/10.46305/im.v2i1.20.g49

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2021 IMMANUEL: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

Immanuel indexed by:

Immanuel: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen
Published: Sekolah Tinggi Teologi Sumatera Utara
Website Institusi: stt-su.ac.id
Address: Jl. Sembada No. 32, Titi Rantai, Kec. Medan Baru, Kota Medan, Sumatera Utara 20131
ISSN: 2721-432X (online), 2721-6020 (print).